Sudah 3 bulan ini, jones menjalin hubungan dengan
seorang wanita di sosial media, lebih tepatnya di jejaring facebook .hari-hari jones terasa begitu indah dan penuh warna
dengan hadirnya sephia. Tiap menit, jam , hari selalu berlalu dengan obrolan
mesra mereka di facebook. Dimana pun dan sedang apapun jones, ia tetap membalas
pesan dari sephia. Bukan berarti jones tak memiliki pekerjaan lain selain
bermain facebook.
Penulis
akan memberikan sedikit bocoran tentang sosok jones ini. Di mulai dari ciri fisik jones yang
terlihat biasa saja mungkin bagi orang pada umumnya. Saat ini, ia sudah berumur
21 tahun dengan kulit sawo matang ala cowok asia tenggara, tinggi sekitar 165
cm, rambut lurus dan bercirikan kacamata bulat yang selalu dikenakannya.
Walaupun, tanda lahir berwarna hitam di dagunya, justru lebih mencolok
dibanding kacamatanya itu. Jones sudah memakai kacamata sejak SMA karena
kebiasaannya menatap layar computer hingga berjam-jam , bahkan tiada hari tanpa
berada di depan computer menyebabkan matanya minus 5 hingga akhirnya ia
mengenakan kacamata karena pandangannya yang mulai kabur. Jones juga di kenal
sebagai anak yang pendiam, kurang bergaul dan sangat pemalu utamanya kepada
wanita. Sangat jarang ia ngobrol dengan lawan jenisnya, bisa di hitung dengan
jari malah.
Setelah tamat dari SMA, ia memutuskan untuk kerja di
sebuah toko elektronik. Dan terus mengulangi siklus kehidupannya yang stagnan hingga ia berkenalan dengan
seorang gadis bernama sephia. Awalnya, ketika ia asyik bermain game di
facebook, ia dikagetkan dengan pesan permintaan teman di akunnya. Ini hal yang
sangat langka terjadi, bukan karena jumlah teman di facebooknya hanya sekitar
100-an saja, tetapi ini pertama kalinya ia di add oleh seorang gadis.
Dengan pandangan tak percaya dan agak ragu, jones mengarahkan kursornya dan
membuka profil gadis tersebut.
“klik…..”
“nama akun : sephia wulandari “
“jenis kelamin : perempuan dan tertarik kepada pria”
“hobi : nonton film horror, membaca, dan menyanyi “
“Alamat : - ,
pekerjaan : model“
“siapa cewek ini ? kayaknya aku tak punya kenalan
seperti ini “, jones mulai bertanya- Tanya dalam hati.
Di pandanginya foto profil gadis itu seksama, sambil
mencari di memorynya jika saja ia
pernah bertemu sebelumnya dengan gadis itu. Di lihat dari fotonya, gadis itu
berkulit putih , rambut sampai dibahu dengan potongan tipis dibagian bawahnya
dan matanya itu bulat hitam pekat seperti burung hantu. Belum lagi senyumnya
yang dihiasi jejeran gigi putih berkilau dan 2 bocoran lesung pipi di kiri
kanan pipinya.
“ini………” Terdiam sejenak. “bidadari “.
Jones tak
habis pikir, jika ada gadis sekelas ini yang sudi berteman dengannya.
Kekagumannya makin menjadi-jadi. Di arahkannya kembali kursor kekumpulan foto dan
dengan sekali “klik”, puluhan foto wanita itu bermunculan, memenuhi monitor computer.
Semakin ia memandangi foto-foto gadis itu, semakin
ia terbawa ke angan-angan hingga menyentuh dinding langit. Harapannya hanya
satu, bisa berkenalan lebih jauh dengan
si sephia ini. Buru-buru ia mengonfirmasi permintaan pertemanan sephia dan tak
sadar ia menulis pesan di dinding facebook sephia dan …..
ia tak punya keberanian untuk mencoba mengirim pesan
itu. Jari tangan kanannya serasa kaku membatu, tak teraliri lagi darah .di
cobanya untuk menggerakkan jari-jarinya, tetap tak bisa juga. Dadanya pun
seakan berdegup kencang tak karuan. Perasaannya terasa aneh. Ia kembali sadar
dan menatap pesan yang baru saja ditulisnya.
“hay, salam
kenal. Aku jones J”, lima kata ditambah emotion senyum ini
terasa ganjal bagi jones.
Belum pernah sebelumnya ia mengirim pesan seperti
itu kepada gadis manapun. Pantas saja jarinya tak mau menekan tombol kiri pada mouse. Kepercayaan dirinya hancur, rasa
penasarannya pudar dikalahkan oleh rasa tak pantas untuk berkenalan dengan
gadis secantik Sephia.
Ia urungkan niatnya, dihapusnya pesan yang sudah ia
tulis. Jones menarik nafas dalam-dalam dan kembali berkutat dengan game di facebook. Hari itu dilewati
begitu saja, tanpa ada yang berubah.
Sudah 5 hari setelah kejadian itu. Seperti biasanya,
sepulang dari kerja ia langsung menuju ke layar computer kesayangannya dengan
stiker onepiece dibagian belakangnya. Ditemani mouse berwarna hijau dengan garis hitam
di tengahnya, jones membuka akun facebooknya. Tak ada yang special dengan akun
miliknya. Hanya ada tampilan foto sampul dengan karakter salah satu anime dengan foto profil dirinya ketika sedang liburan di
pantai. Dengan tangan kiri menopang dagunya, ia menggerakkan mouse kearah salah satu koleksi game facebooknya.
Tapi……..tunggu dulu. Ada yang aneh kali ini. Ia
menghentikan gerakannya, melepaskan tangan dari dagunya dan duduk tegap, serius
memandangi layar computer .tanda merah di bagian pesan, mencuri perhatiannya.
Sudah lima tahun ia memiliki akun facebook dan belum pernah ada seorang pun
yang mengiriminya pesan. Baru kali ini ada pesan masuk di akunnya. Sontak saja
ia penasaran, siapa gerangan orang yang mengiriminya pesan misterius ini.
Ada sekitar jeda 20 detik sebelum ia membuka pesan
itu. Dan “klik”….
“sephia wulandari mengirim pesan 3 jam lalu : hay J”
Tiga huruf, satu senyuman membuat jantung jones
berhenti berdetak. Hampir saja ia jatuh pingsan saking kagetnya melihat pesan
tersebut. Untung saja ia dapat mengendalikan diri dan segera sadar bahwa ini
benar-benar nyata. Beberapa kali ia mencubit pipinya hanya untuk memastikan
kesadarannya. Ia masih sadar dan tak sedang bermimpi.
“pucuk dicinta, ulan pun tiba”, hanya itu kalimat
yang dapat melukiskan perasaan jones saat itu.
Dengan semangat membara, jones membalas pesan itu
secepat kilat.
“hay juga. Aku jones salam kenal J”
sambil mengetik pesan ini, jones senyum-senyum kegirangan.
Sejak saat itu, jones semakin mengenal sosok sephia,
begitupun sebaliknya. Obrolan mereka penuh dengan canda, curhat, saling mengirim lagu dan gambar, bahkan bermain dalam game yang sama. Hampir tiap hari mereka
berkomunikasi tentang apa saja. Walaupun jones belum pernah bertemu sephia
secara langsung, hanya komunikasi fia facebook tapi itu sudah lebih dari cukup
untuk jones. Sejak orang tuanya meninggal setahun yang lalu, jones sudah hidup
sendiri dan jarang berbicara dengan orang lain.
Kehadiran sephia, telah membunuh kesepian jones
selama ini. Bahkan jones merasa telah menemukan malaikat penyelamatnya.
Hubungan mereka sudah menginjak lima bulan lamanya. Semakin lama perasaan jones
makin menggebu kepada sephia. Ia tak ingin hubungan mereka hanya sebatas teman,
jones ingin melanjutkan kearah yang lebih serius.
Ketika hari ulang tahun sephia pada 31 agustus,
barulah keduanya berencana untuk bertemu dan ini yang perdana.
“kita ketemu
di restoran jepang kesukaan aku yah ?aku pakai gaun merah. Ingat jam 7 malam”. pesan
dari sephia.
“iya…
aku pasti datang, apapun yang terjadi J “. Balasan
pesan jones.
Jam tangan jones baru menunjukkan pukul 5 sore, tapi
ia sudah siap sedia meluncur ke tempat sephia berada. Tak ada keraguan, yang
ada hanya perasaan menggebu-gebu tak sabar untuk bertemu. Diputuskannya untuk
berangkat saat itu juga, ia takut akan terjebak macet di jam pulang kerja
seperti ini. Dengan mengendarai sepeda motor kesayangannya yang sudah
menemaninya empat tahun terakhir ini, ia melejit seolah jet tempur. Tiba di
pertengahan jalan, tetap juga ia terjebak macet.
“sial…
bisa telat kalau begini”.
Satu jam telah berlalu dan ia masih berkutat di
jalan raya. Di tariknya gas hingga kecepatan maksimum, tak peduli jika jalan
masih di penuhi kendaraan lain. Dengan gaya menyalip ala valentine rossi, ia
menembus keramaian jalan. Hampir saja ia menabrak sebuah angkot yang tiba-tiba
memotong jalan seenaknya.
“huh… hampir saja, dasar supir angkot”. Ternyata
masih ada yang lebih ugal-ugalan dibanding jones.
Sepanjang jalan ia terus memikirkan bentuk paras
sephia. Selama ini ia hanya menikmati keindahan foto-fotonya saja. Ia selalu
membayangkan bentuk asli sephia. Wajahnya, bibirnya, rambutnya , matanya dan
semua yang ada pada dirinya.
“semoga saja
ini bukan tipuan kamera”, itulah perasaan jones tiap kali memandangi foto
sephia di akun fb.
Tak mau rasanya ia membuat sephia menunggu. Ia takut
sephia kecewa karena kebiasaan ngaret orang
Indonesia pada umumnya. Saat sampai di depan restoran dan memarkir motornya,
tak lupa ia membenahi tampilannya. Kaca spion menjadi patokannya. Dianalisanya
rambut hingga ujung sepatu, jika saja terdapat keanehan yang dapat menggangu
penampilannya.
“rambut
ok, kacamata ok, kemeja ok, sepatu ok, let’s go”. Jones
melangkah ke dalam restoran tanpa keraguan.
Diarahkannya pandangan ke seluruh penjuru restoran,
berusaha mencari si pengguna gaun merah. Dan ternyata ada, si gaun merah tengah
duduk di pojok restoran yang menghadap kearah jalan. wanita itu duduk termangu
dengan tangan sibuk memainkan handphone bermerek iphone. Sepertinya ia sejak tadi berada di kursi itu, sendirian dan
sedang menunggu seseorang.
“itu dia
sephia”, senyum jones melebar dan terus menatap wanita di pojok itu.
Jones mengangkat lengan dan memperhatikan jarum jam
ditangannya. Pukul 18.52 dan ia tidak telat. Masih tersisa delapan menit
untuknya. Tak sabar rasanya ia ingin segera menghampiri sephia. Dicoba untuk
melangkahkan kaki, tapi persaannya berubah tak karuan. Ia deg-degan setengah
mati, jantungnya serasa melompat menembus dada. Ini perasaan yang sama ketika
jones menerima permintaan pertemanan dari sephia.
Tapi jones telah memantapkan hati, membuang semua
keraguannya dan melangkah percaya diri. Kali ini tak ada yang bisa menahannya
untuk bertemu gadis pujaannya. Tidak kali ini, dan tak berselang lama ia telah
berada tepat di depan sephia.
“hai, kamu
pasti jones kan. Tak ku sangka kamu setampan ini. Aku sephia”, ternyata
sephia yang lebih dulu menyadari kehadiran jones didepannya.
Jones hanya diam mematung,tak sepatah katapun keluar
dari mulutnya. Saat tersadar kembali, ia malah salah tingkah di depan sephia.
“aaa.. aku
jones. Kamu tak ada bedanya dengan yang di foto”, jones mengatakan itu
tanpa sadar, keluar begitu saja dari lubuk hatinya.
Sephia hanya
tertawa mendengar pernyataan jones. Belum lagi tingkah jones yang terlihat
aneh. Itu makin memberi kesan lucu pada dirinya. Dan setelah beberapa saat,
keduanya ngobrol panjang lebar tentang apa saja. Perputaran waktu terlewatkan
begitu saja, terasa begitu cepat. Makanan dan minuman yang dipesan telah
datang, keduanya tak berhenti bercerita. Sampailah mereka pada pembicaraan
serius.
“jones… aku
tak mau pacaran. Aku maunya kita segera menikah”, kata-kata sephia ini
sontak membuat jones tersendak.
“apaaa
?”, raut
wajah jones antara kaget dan tak percaya.
“aku mau kita
married secepatnya”, sephia semakin mempertegas intonasinya.
“tapi kita kan
baru kenal dan aku belum punya persiapan apa-apa”, jones semakin heran.
“tapi aku tak
bisa menunggu lebih lama lagi jones. Biar aku yang persiapkan semuanya, kamu
tenang aja, oke ?”.
“apa
kamu yakin dengan aku ? kamu tak takut menyesal ? aku ini bukan siapa-siapa,
hanya karyawan toko biasa”.
“aku
yakin sama kamu jones dan aku tak akan menyesal. Aku juga tak peduli pekerjaan
kamu itu apa, asal kamu mau menerima aku apa adanya”.
Jones sempat terdiam. Untuk wanita seperfect ini, hanya pria gila saja yang
tak mau menerimanya. Dari angle manapun, tak ada kekurangan pada dirinya.
Sephia benar-benar wanita impian semua pria. Ia kaya, cantik dan smart, apalagi kekurangannya. Hanya saja
ia tak habis pikir, jika wanita ini sudi menikah dengannya. Tak ada alasan bagi
sephia untuk menerima pria seperti dirinya.
“jones,
jones. Gimana jawaban kamu ?”, sephia menyadarkan
jones dari lamunannya.
“iiya,,
aku mau terima kamu apa adanya, apapun itu”.
“tapi
sebelum itu, aku mau jujur satu hal sama kamu, tapi kamu janji tidak boleh
marah yah ?”.
“iya,
aku janji. Kamu mau bilang apa?”.
Ada jeda sekitar dua menit sebelum sephia
mengatakannya. Jones hanya sibuk menatap sephia tanpa berhenti tersenyum.
“sebenarnya…
aku ini transgender lima tahun yang lalu saat aku di Thailand. Aku tak mau
bohong sama kamu dan aku,,,,,,,” belum sempat sephia menyelesaikan
perkataannya, jones sudah terperanjat dari kursinya.
Jones yang
sejak tadi senyum menawan berubah shock akibat
statement yang dikeluarkan sephia. Ia bangun dari
kursinya, mundur dua langkah dan berlalu meninggalkan sephia tanpa sepatah
kata. Ia mendobrak pintu restoran hingga semua mata tertuju padanya. Tetap saja
jones tak peduli. Buru-buru ia menuju motornya dan sesampainya diparkiran, ia
menoleh sebentar kearah sephia yang masih duduk menganga.
“tak sudi aku
menikah dengan bekas pria”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar